Desa Panawaren merupakan salah satu desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini memiliki wilayah yang strategis dan kondisi geografis yang mendukung kehidupan agraris masyarakatnya.
Desa Panawaren terletak di bagian tengah Kabupaten Banjarnegara, dengan posisi yang cukup dekat dengan pusat kecamatan maupun kabupaten. Secara geografis, desa ini berada di daerah dataran tinggi dengan topografi berbukit-bukit yang menjadikan wilayahnya sejuk dan subur.
Adapun batas-batas wilayah Desa Panawaren adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Karangtengah
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Prigi
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Sijeruk
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Bantarwaru
Secara administratif, luas wilayah Desa Panawaren mencapai kurang lebih 460 hektare. Wilayah ini terdiri atas lahan permukiman, lahan pertanian sawah, ladang, kebun, hutan rakyat, serta infrastruktur umum.
Pembagian lahan secara umum di Desa Panawaren adalah sebagai berikut:
Lahan pertanian sawah: ± 150 hektare
Lahan tegal/kebun: ± 200 hektare
Lahan permukiman: ± 60 hektare
Fasilitas umum (jalan, sekolah, lapangan, dll): ± 50 hektare
Desa Panawaren terbagi menjadi beberapa dusun, yang masing-masing dikepalai oleh seorang Kepala Dusun (Kadus). Pembagian dusun ini bertujuan untuk mempermudah pelayanan pemerintahan, pendataan, dan pelaksanaan program pembangunan desa.
Beberapa dusun yang ada di Desa Panawaren antara lain:
Dusun Krajan
Dusun Kalipuru
Dusun Karanganyar
Dusun Tunggul
Masing-masing dusun memiliki karakteristik wilayah dan potensi lokal yang berbeda, seperti pertanian, peternakan, atau kerajinan rumah tangga.
Desa Panawaren berada di ketinggian antara 400–600 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 22–28°C. Wilayah ini memiliki curah hujan yang cukup tinggi, terutama pada musim penghujan antara bulan November hingga April.
Topografi desa yang berbukit membuat sebagian lahan pertanian berada di lereng, sehingga warga memanfaatkan sistem terasering untuk bercocok tanam. Hal ini memberikan keindahan alam tersendiri, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.